Halaman

Selasa, 22 Oktober 2013

Missing Part

Malam ini malam minggu. malam dimana kebanyakan remaja menghabiskan waktunya untuk berdua bareng pacar masing-masing (y iyalah, masa pacar e lu), sebagian lagi menghabiskan malam minggu bersama keluarga. sedangkan gue, mau malam minggu ke', malam jum'at ke' dan malam-malam lainnya, gue lebih suka berdiam diri dikamar aja seraya menyelesaikan tugas atau mencari kesibukan lainnya. dan yang buat gue semakin betah ngurung diri dikamar adalah, karena hujan yang dengan bebasnya terjun dari langit membasahi atap kamar kos-gue. yup, gue tinggal disebuah kamar kos kecil yang jaraknya gak jauh dari kampus, so bisa hemat ongkos lah dengan cukup menaiki sepeda warisan bokap satu-satunya.

untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya, gue punya pekerjaan sampingan sebagai penjaga salah satu warnet dekat kos. Alhamdulillah, sejauh ini sih semuanya lancar! dan dari upah gue sebagai penajaga warnet itu finally gue bisa beli satu unit komputer, walau bekas tapi berkesan. gue sangat mensyukuri untuk semua yang gue punya. dan ditambah lagi, sebagian besar teman gue dikampus mempercayai gue buat ngerjain tugas kuliah mereka. yah,upahnya cukuplah buat gue ngisi perut selama dua hari. ^_^ . apalagi kalau pelanggan tetap gue rata-rata anak gedongan, lumanyan! ^_*

gue emang anak tunggal yang terlahir dari keluarga pebisnis kaya lag sukses. hingga suatu hari, sebuah musibah besar melanda usaha keluarga gue. bokap bangkrut karena ditipu mentah-mentah bin habis-habisan sama orang kepercayaan dia sendiri. sejak saat itu, bokap jatuh sakit dan komah di Rumah Sakit selama tujuh bulan karena shock-nya yang mendalam. alhasil, keluarga gue nggak punya penghasilan lagi, tabungan menipis karena harus digunakan untuk berobat bokap, kehidupan sehari-hari, dan biaya sekolah gue saat itu. nyokap yang hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang nggak punya skill apapun, terpaksa hanya bisa menjadi seorang buruh pasar dengan upah yang jauh dari kata cukup.

karena lelahnya dengan pekerjaan kasar itu, nyokap juga sering sakit-sakitan dan meninggal karena TBC. tahu nyokap meninggal, keadaan bokap gue makin parah, kesehatannya menurun drastis, dan beberapa hari kemudian bokap menyusul nyokap di surga. saat itu, gue masih berusia 16 tahun, gue dituntut untuk mandiri secara spontan, mengingat keadaan keluarga gue sebelumnya yang jauh diatas kata cukup. gue anak berprestasi disekolah, mengetahui keadaan keluarga dan ekonomi gue yang buruk, pihak sekolah memberi gue beasiswa penuh hingga lulus nanti. harta yang tersisa hanyalah sepeda kesayangan gue dulu. untuk sehari-harinya, gue bekerja sebagai tenaga pengajar disalah satu bimbingan belajar yang cukup jauh dari gubuk gue saat itu. 

dan sekarang, gue udah jadi mahasiswa. gue memilih untuk merantau ke Jogja dan meninggalkan padatnya ibu kota. gubuk kami, gue titip sama tetangga. sekali setahun gue mudik, karena kangen sama wanginya bokap dan nyokap digubuk itu. dan Jogja, bisa memberi gue ketenangan dan kedamaian. gue nggak kenal siapa pun disini, tapi kota ini dan penduduknya yang ramah menyambut gue dengan keindahan dan kebebasan. Alhamdulillah! disini gue menata ulang hidup gue yang sekian lama terpuruk. memulia hidup baru dengan suasana baru. menyenangkan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar